Selasa, 31 Januari 2023

Membiasakan Kerjasama


Hari ini Rabu tanggal 1 Februari 2023, pelajaran IPA di kelas 7B dengan materi Klasifikasi Makhluk Hidup. Anak-anak asyik sekali mencari binatang khas yang ada di sekitarnya (kearifan lokal), setelah menemuka jenis binatang tersebut kemudian anak-anak untuk mengklasifikasikan dari tingkatan tertinggi (kingdom) sampai ke tingkatan terendah ( species).
Anak saya suruh menemukan sebanyak-banyaknya yang ada di sekitarnya, kemudian bisa mencari klasifikasinya secara berkelompok, bisa melalui buku paket atau boleh juga brosing melalui hp, dan saya beri batasan, jika bisa mengerjakan 4 jenis binatang maka saya janjikan nilai 70, jika lebih dari 4 maka otomatis nilainya akan bertambah. Ternyata dengan metode seperti ini anak-anak jadi lebih serius dalam mengerjakan tugas, dan hampir tidak ada yang sambil main-main karena anak-anak ingin mendapatkan nilai tinggi.
Menarik yaaaa...
Gurunya juga bisa menuliskan kejadian dan sambil merangkum materi, karena saya sendiri buka dari fak Biologi, saya fak nya IPA Fisika.
Tetap semangat bapak ibu guru hebat...mari kita antarkan anak didik kita menuju gerbang kebahagiaannya.

Hasil kerjaan anak:

Minggu, 29 Januari 2023

INDAHNYA KEBERSAMAAN

Malam Ahad, tanggal 28 Januari 2023 di Kalibening tepatnya di daerah atas awan dari siang sudah turun hujan, sampai malam pun masih gerimis kecil dan dinginnya sampai ke tulang rusuk.
Waktu itu menunjukkan pukul 20.00 wib saya ditelpon kakak dari Slawi, untuk menyampaikan ke kang Radi agar menjemput suamiku yang sedang di daerah Asinan Sembawa, karena tidak berani pulang sendirian. Saya agak kaget kenapa bilangnya ke mba Sri, ternyata saat itu mba Sri sedang telpon suamiku yang tidak lain adik kandungnya, karena baterai suamiku sudah limit akhirnya pesan sekalian agar disampaikan ke aku. Kemudian mba Sri mengajakku maun ke tempat kakaknya yang di Kalibening, tapi aku tidak percaya kalo mba Sri ada di Kalibening. 
Pukul 23.00 wib tiba-tiba rumah dikejutkan dengan keramaian dia luar, ternyata mba Sri dan keduan putranya sekeluarga sudah di depan rumah, kaget dan senang tentu saja, karena sudah kangen juga lama tidak bisa silatirahmi ke Slawi. 
Biasa kalau sudah ketemu ceritanya bisa panjang kali lebar, akhirnya pukul 01.00 baru bisa memejamkan mata.
Kebetulan juga kakak yang lain lagi sedang sibuk mengerjakan pesanan bunga papan yang harus diantar malam itu juga. Akhirnya jam 00.00 wib bisa diantar ke lokasi
Pagi harinya seperti biasa dilanjut dongengan yang semalam belom selesai, begitulah keluarga besar suami jika kumpul selalu hangat dengan cerita, yang jauh pun siap kumpul, kadang menyambangi tiap rumah. Indahnya kebersamaan dalam bersilaturahmi sehingga anak cucu tidak akan kehilangan jejak keluarganya. Adik dari Karanggondang Pandanarum pun kumpul ke rumah.
 Setelah menjelang sholat duhur ganti lokasi ke POM Bensin Kalibening tempat kakak kedua, di sana pun kumpul-kumpul lagi dengan cerita aneka rasa, sambil menikmati durian yang penjualnya di depan mata, dan Alhamdulillah rasanya tidak mengecewakan buat penikmat durian.
Setelah dirasa cukup untuk bersilaturahmi, maka kita akan pindah lokasi lagi ke kakak yang lain.
Lokasi selanjutnya adalah di rumah mba Sus, silaturahmi untuk sebuah cerita yang berbeda lagi dan penuh keseruan.
Silaruhami tidak sampai di sini, mumpung di Kalibening semua dikunjungi, dan silaturahmi terakhir adalah di tempat kakanda pengganti orang tua yaitu mas Pri. Kakak nomer 2 dari 12 bersaudara, kakak yang sangat hebat dan luar biasa perhatiannya kepada adik-adiknya, kakak yang selalu dihormati adik-adik dan seluruh keluarga besar, sehat-sehat selalu mas Pri.
Tepat pukul 17.22 wib akhirnya kita pun pamit semua. Kakak yang Slawi akan ada agenda berikutnya, dan saya pun mengawal sampai batas kota antara Banjarnegara - Pekalongan tepatnya di dusun Tanggeran. Kebetulan ada buah manggis untuk di bawa ke Slawi.
Setelah itu perjalanan ke Slawi pun dilanjut, sedangkan saya mau muyen (tengok bayi) di rumah Ozan di Tanggeran itu.
Fii amanillah, semoga selamat sampai tujuan. Akupun melepas dengan berat hati, pingin ikut ke Slawi biar rame terus, tapi apa daya kita punya tugas dan kewajiban masing-masing. Semoga Allah memberi umur yang panjang dan barokah sehingga kita masih bisa diberi kesempatan untuk saling bersilaturahmi. Aamiin.

Jumat, 27 Januari 2023

WRITING IS EASY

 



Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Angkatan 28 sudah memasuki yang ke-9 kalinya, pada hari ini Jumat tanggal 27 Januari 2023 pukul 19.00 - 22.00 WIB dengan moderator nan piawai yaitu Bunda Lelly Suryani dari kota Banjarnegara Jawa Tengah yang kebetulan satu kabupaten dengan saya, beliau memberikan pengantar dengan gaya bahasa yang sangat enak untuk dibaca, kali ini bundaa Lelly menggantikan moderator utama yang berhalangan hadir di WAG karena sedang meghadiri wisuda anaknya, begitu solidnya tim Om Jay ini, semuanya selalu siap saat dibutuhkan. Pada pertemuan malam ini sebetulnya saya tidak bisa hadir seutuhnya karena berbarengan dengan kepentingan yang tidak bisa saya tinggalkan, namun demikian saya selalu menyempatkan mengintip materi yang disampaikan oleh narasumber, dan menyempatkan untuk mengisi presensi kehadiran, tetapi saya tidak bisa ikut menyampaikan beberapa pertanyaa yang sebetulnya sayang jika dilewatkan.  

Semua Tim Om Jay adalah orang-orang hebat semua, termasuk bunda Lelly sang moderator, beliau sudah menerbitkan beberapa buku juga, diantaranya adalah menulis biografi Om Jay yang berjudul "50 Tahun Lebih Dekat dengan Om Jay", selain itu bunda lelly juga diberi kepercayaan untuk jadi editor yang hasil editannya telah lulus terbit ke perpusnas, dan masih banyak lagi karya dan prestasi beliau.

Pada kesempatan kali ini bunda Lelly mengenalkan narasumber yang merupakan seorang kyai juga, beliau adalah Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. yang juga seorang dosen di Perguruan Tinggi Negeri. Beliau kelahiran Tulungagung pada tanggal 19 Juli 1975, Karya tulis bukunya jangan ditanya lagi jumlahnya.

Tema pada kesempatan kali ini adalah "Menulis Itu Mudah (Writing is Easy)", tapi menurutnya, beliau tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit, tetapi beliau akan mengajak agar bisa menulis, dengan cara ya menulis. Kemudian akan muncul pertanyaan: apa yang mau ditulis? Untuk menjawab pertanyaan itu kita diarahkan untuk membaca tulisan sederhana karya beliau berikut: https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html. Tulisan ini hanya beberapa paragraf. Berkisah tentang suasana ramadhan di ALun-Alun Trenggalek tempat tinggal beliau. Kemudian kita diarahkan ke tulisan yang lain lagi yaitu: https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html tentang kisah pertemuannya dengan sahabat yang sebelumnya dikenal melalui WA.

Salah satu menulis yang mudah menurut Prof. Dr. Ngainun Naim adalah:

  1. Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami, pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami, tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan, jangan takut salah atau jelek tetapi takutlah jika tidak menulis.
  2. Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit, karena ini akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Tips nya adalah selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu, simpan di komputer, jangan dibaca dulu. Cari suasana psikologis yang berbeda, istilahnya ENDAPKAN DULU, saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca, cermati kalimat demi kalimat. tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah, jika ada typo, perbaiki. Prinsip beliau sederhana: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kenapa? Karena tulisan kita adalah jejak kita. Salah satu contoh tulisan beliau yang diedit beberapa kali: https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.
  3. Menulis tentang perjalanan, ini termasuk jenis tulisan yang mudah dibuat, karena kita semua sangat sering melakukan perjalanan. Nah, apa-apa yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Ini contoh catatan saya ke Kupang sebelum pandemi: https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html. 
  4. Menulis secara ngemil (sedikit demi sedikit), kita bisa menulis setiap hari dengan beberapa jenis tulisan, sebelum kita share kita edit terlebih dahulu. Contoh karya beliau ini: https://www.spirit-literasi.id/2022/04/jejak-dari-bukittinggi-dari-ngarai.html.
Demikian yang disampaikan oleh Prof. Dr.Ngainun Naim tentang empat hal yang dapat dipraktikkan untuk menulis dengan mudah, semoga bermanfaat dan menambah kemantapan untuk kecanduan menulis setiap hari. Menurut Profesor cobalah menulis setiap hari selama tiga bulan, nanti kita dijamin akan kecanduan untuk menulis. Salam Literasi.

Selanjutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu bunda Lelly, dan berikut hasil diskusi tanya jawab antara peserta KBMN PGRI 28 dengan Prof. Dr. Ngainun Naim.


P.1

Mau tanya Bu, saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih

Tambahan pertanyaan Bu, apa ada contoh penulisan jurnal?πŸ™


Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

Contoh penulisan jurnal: ada.

https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html 

Silahkan dikunjungi.

https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao

Ini Google Scholar saya. Silahkan baca sekian puluh eh sekian ratus artikel jurnal saya.


Inggih.. lanjut Pertanyaan ke 2.

Nama: *Evridus Mangung- dari NTT* P1. Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Penulis Puisi Kompasiana ini Prof..πŸ™


Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.



Oke.. pertanyaan ke 3

Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim                                                                                              Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

Iya Bu @⁨LELY SURYANI - Instruktur CGP⁩. Kapan hari itu ketemu beliau saat saya menguji disertasi Kepala Madrasah beliau. Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.

Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah.

Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.

Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.


Pertanyaan ke 4..

Monggo Prof..

Farida Lisanti

Kab. Musi Rawas

Assalamu'alaikum. Prof. πŸ™ melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana.

Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.πŸ‘πŸ‘πŸ™πŸ™
Terima kasih
Waalaikumsalam πŸ™

Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

Pertanyan ke 5..
Siap dijawab oleh Prof..

Pertanyaan dari Teguh Wiyono bekasi

Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.

Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat  cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof?

Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

Pertanyaan ke 6..

Dipersilahkan Prof...

Toto - Kota Bekasi

Assalamu'alaikum, mohon izin bertanya, Prof. 

Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya? 

Terimakasih Bu Lely yang baik hati dan tidak sombongπŸ™πŸΌ

Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?

Paragraf 2: Menulis yang dialami.

Dan seterusnya. Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL


Pertanyaan ke 7

Langsung saja Prof.. πŸ’ͺ

Assalamualaikum Pak...sy Sri Mulyati dr Cirebon...klau kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku???mksh πŸ™

Waalaikumsalam. Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari


Pertanyaan ke 8

Monggo Prof..

Assalamualaikum, Ibu Lely. Saya Eka Yulia dari Kalteng, titip pertanyaan untuk Prof. Ngainun.πŸ™

Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming?

Hatur nuhuun.

Waalaikumsalam. Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

https://www.youtube.com/watch?v=xliu1sCtkAQ 


Pertanyaan ke 9

Nurkhotijah dari Wonosobo

Ijin bertanya

Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?

Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.


Monggo Prof..

Pertanyaan ke 11..

Assalamu'alaikum. Saya Rahman Dari Sumenep Madura. Ijin bertanya Prof. Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. Terima kasih

Waalaikumsalam. Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis.

Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Itu gangguan terbesar.

Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.


Pertanyaan ke 12..

 Hilman_Kep. Babel

Izin bertanya Prof.

Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai _tuh_ tulisan....

:Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut  prof

Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.


Pertanyaan ke 13..

Kayaknya tadi ada pertanyaan seperti ini Prof..

Monggo

Izin bertanya bun 

saya Candra dari Jakarta

saya ingin bertanya Prof ..Apakah metode  menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula adakah

Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif. Bisa simak jawaban saya untuk pertanyaan ke enam.


Pertanyaan ke 14.

Masih semangat ya Prof..?

Assalamu'alaikum Prof, bunda...

Saya Afida dari Sampang

Izin bertanya nggih....

Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?

Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?

Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?

Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa


Pertanyaan ke 15

πŸ’ͺ

Assalamu'alaikum Prof, bunda...

Saya Afida dari Sampang

Izin bertanya nggih....

Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?

Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?

Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?

Sama dengan yang ke-14 Bu


Nama : Nurmiati dari Temanggung

Pada pemaparan materi yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya saya (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain? 

(2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?

Terimakasih atas jawabannya Prof

Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. KApan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online.

https://scholar.google.co.id/ 

https://www.mendeley.com/ 

https://www.academia.edu/

Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama


Dari Temanggung.. kita ke Bandung Barat Prof...

Pertanyaan ke 16

Monggo.. 

Saya Dyah dari Kabupaten Bandung Barat

saya penulis pemula, jadi masih banyak rasa takut untuk memposting tulisan di blog, apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung dsb

Sepanjang tulisan itu karya kita yang tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Saya sudah kenyang kritikan dan review. Justru itu, menurut saya, jalan untuk maju.


Pertanyaan ke 17.

Ari Susanah dr SMPN 5 Tambun Selatan kab Bekasi.

Dulu saya semangat sekali untuk menulis, dari  ketika anak saya baru satu, dan ketika itu status saya masih guru honorer, ide saya selalu muncul tentang artikel parenting dan dongeng anak. Saya juga sudah menulis dua buku tunggal dan 18 buku antologi dengan tim komunitas penulis kab Bekasi. Saya juga pernah menjadi editor. Namun sekarang ini setelah saya diangkat menjadi ASN PPPK, saya sibuk dengan pekerjaan, tidak ada motivasi di lingkungan kerja tentang kepenulisan, dan juga saat ini saya dikaruniai 5 orang anak yg semuanya masih di bawah umur. Ide saya selalu muncul, tapi saya kehabisan waktu dan tenaga untuk menulis. Bagaimana cara untuk mempertahankan ide?Supaya tidak lupa

Segera eksekusi. Manfaat jeda waktu. Jaga semangat. Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup.


Oke Prof...

Pertanyaan ke 18..

Dipersil..

Assalamualaikum saya sugiharto dari MAN 1 brebes, izin bertanya prof. Sebaiknya kita menulis dulu baru menentukan judul, atau menentukan judul baru menulis? Terimakasih

Waalaikumsalam. Tidak ada patokan. Kondisional.


Monggo Prof..

Pertanyaan ke 19..πŸ’ͺ

Saya agustin dari Jakarta, 

Setiap perjalanan kita bisa tuliskan... Spt yg disampaikan prof. 

Prof... Apakah tulisan yg kita tuliskan harus mengalir begitu saja dengan melihat apapun?  Lalu, haruskah tulisan kita ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca? 

Karena, banyak tulisan yg sy baca, kosong seperti tulisan saya prof. 🀭🀭🀭

Bagaimana Prof menanggapinya?

: Ini sy nitip pertanyaan ya bun buat prof. πŸ™πŸ™πŸ™

Jawabannya panjang ini.

Silahkan baca artikel saya ya Mbak Agustin

https://www.spirit-literasi.id/2022/11/strategi-menulis-tentang-perjalanan.html 


Pertanyaan ke 20

Prof.... monggo..

Suhaimi. 

Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal. Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit. Jurnal sudah pasti bisa. 

Terimakasih

Baca artikel saya ini.

https://www.spirit-literasi.id/2022/09/slot-dan-waktu-terbit.html

Ada beberapa tulisan saya di blog itu

silahkan kunjungi


Pertanyaan ke 21..

Panjaaang..

Assalamualaikum ..

Mohon izin bertanya Prof.
1. Banyak sekali yang ingin saya tulis, dan kalimat demi kalimat sudah berlalu lalang di kepala....tapi untuk menuangkan menjadi tulisan sulit rasanya.
Lalu dipaksa untuk menulis namun kalimatnya jadi tidak runtut. 
Bagaimana cara mengatasinya ? 
2. Kalau kita menulis kegiatan orang lain, atau pengalaman hidup orang lain , apakah dalam etika menulis  itu dibolehkan.?Apakah ketika kita menuliskannya  disebutkan  nama , tempat dll nya ....seperti sebuah berita? 
Ataukah bisa kita ubah menjadi cerita fiksi ?( Namanya disamarkan )πŸ₯°
Wassalamualaikum
Terimakasih  banyak 
πŸ™πŸ»πŸ™πŸ»

(1) Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing.

(2) Sebaiknya izin.


P.22

Prof.. tadi ada pertanyaan sejenis ini apa  belum prof..?

Hehee.. monggo
Nama : Yoyon Supriyono
Dari Cirebon
Pertanyaan: Adakah syarat atau ketentuan agar tulisan bisa dimuat di jurnal?

https://www.spirit-literasi.id/2022/09/kunjungi-jurnal-tujuan.html


P.23

Assalamualaikum....Wahyuning dari Jakarta... ngemil menulis sering saya lakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku, saya malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan tersebut? Terima kasih. Salam hormat pak YaiπŸ™πŸ»

Waalaikumsalam. Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum.
Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan
lalu cicil secara ngemil
jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku


P.24

[27/1 20.45] Lit H R UTAMI: HR. Utami_Semarang_tanya: Kita sering mendapatkan motivasi serupa ini ya, 'Menulis Itu mudah', "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi' (mantra sakti OmDok Jay. 'Mulailah dari yang sederhana, yang dilihat, dialami", dan banyak lagi. Persoalannya, menuangkan begitu saja, kemudian published apa bisa dilakukan terus menerus. ASpa tidak perlu mengoreksi bahasa (diksi, dan perangkat bahasanya? Jika bukan kita yang merawat bahasa kita, siapa lagi? lama-lama bahasa Indonesia bisa rusak dong. Bagaimana, Prof.? Matur nuwun.πŸ™☺️

 

Menulis setiap hari bukan berarti tanpa editing. Ibu bisa simak penjelasan saya di atas. Aspek yang penting dari menulis itu adalah kemampuan mengeluarkan ide dan gagasan menjadi tulisan. Ini jangan dipagari dulu dengan teori ini dan itu. Berani dulu. Artinya, ini tahapan yang belum selesai. Nah, setelah tulisan jadi, baru diedit. Itu dua hal berbeda. Jika menulis itu diawali dari harus begini, harus begitu, maka jadinya kayak mahasiswa yang menulis skripsi itu. Takut salah. Takut ini itu. Jadinya ya nggak jadi-jadi.


P.25

Assalamu'alaikum, 

Saya ahmad Fatch 

Dari bekasi

Mohon maaf Prof ngainun naim. 

Dari penjelasan Prof, itu sepertinya sangat mudah, tetapi kenyataan kita kesusahan untuk memulainya, bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita? 

Karena kebanyakan merasa takut tulisan nya jelek, takutnya tulisanya tidak ada yang baca, takut tulisannya tidak besumber, mohon pencerahannya Prof! Terima kasih sebelum dan sesudahnya

Awalnya dipaksa. Lawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Selamat mencoba


P.26

: Mohon maaf mau bertanya,  bagaimana agar ketika menulis kegiatan sehari-hari atau peristiwa yang kita alami, bisa  lebih berwarna dan tidak membosankan saat dibaca. Mksh

Sri Rejeki Yogyakarta

 Matur nuwun  bu LilyπŸ™

Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa


P27

Assalamu'alaikum, selamat malam Prof. Saya yulis setya Ningsih, dari Banyuwangi Mohon ijin bertanya terkait dengan 1.menulis seri, atau cerita bersambung apakah bisa? 

2.kisah nyata teman yang ingin diunggah menjadi tulisan, bagaimana kita menjaga privasi dalam kisah nyata seseorang yang ingin di sharingkan dalam bentuk tulisan

Waalaikumsalam. Mohon maaf, saya tidak menguasai tema semacam ini Mbak Yulis. Jadi saya tidak berani menjawab. Sekali lagi mohon maaf.


P.28

Sri Rahayu - Klaten

Kalau apa yang kita alami selalu dituliskan apalagi di posting di medsos misal blog, apa plus minusnya Pak Ngainun, ada kemungkinan menimbulkan komentar negatif juga (dikira sok eksis) bagaimana menyikapinya, terima kasih

Semua yang kita lakukan lalu kita unggah di media sosial itu pasti akan dinilai berbeda-beda. Tidak mungkin semua menilai plus. Tulisan saya, misalnya, juga demikian. Sepanjang niat kita baik dan isinya juga baik, Insyaallah bermanfaat jika diunggah di media sosial.


P.29

Saya Rosjida Ambawani - Ciamis.

Ingin bertanya :

Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat bbrp waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tsb maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa.

Bgmn Prof?

(1) Saya sering menulis kisah perjalanan secara ngemil.
https://www.spirit-literasi.id/2022/12/surabaya-sunan-bungkul-dan-jejak-ilmiah.html
Tulisan ini selesai dalam 4 hari.
Bukan tulisan yang panjang, tetapi saya memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya.
Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya.
Namun ada juga yang selesai dalam sebuah perjalanan.
Ini misalnya
https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/08/empat-keunikan-shalat-jumat-di-masjid.html



MARI MENULIS...πŸ‘πŸ‘πŸ’ͺ


i.

MERAMU HASIL BELAJAR