Jumat, 17 Februari 2023

DIKSI DAN SENI BAHASA


Judul                 : Diksi dan Seni Bahasa
Pertemuan ke   : 18
Hari/Tanggal    : Jumat, 17 Februari 2023
Tema                : Diksi dan Seni Bahasa
Narasumber     : Maydearly
Moderator        : Widya Arema

       "Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang boleh mengisi setiap rongga."
Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Diksi dan Puisi dua kata yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita. Jika kita ingin membuat pasangan kita jatuh cinta setiap saat, atau ingin membuat Si Dia tersipu malu manja. Mari mengasah talenta kita dalam berdiksi. Demikian tadi rayuan maut dari Om Jay untuk seluruh peserta menulis, agar semakin jatuh cinta dengan goresan penanya di blogger. Semoga kita semua dapat tetap semangat dan menjaga kesehatan, sebab menulis itu menyehatkan bahkan menyembuhkan bagi mereka yang sedang sakit.

    Pada kesempatan kali ini kita akan ditemani ibu-ibu Cantik yang baik hati. Mereka adalah dua bidadari dari surga yang sengaja dikirimkan ke dunia untuk mengajak kita belajar bersama. Mereka adalah guru berprestasi dari lebak Banten dan Malang Jawa Timur. Ibu Maydearly akan berbagi ilmu dan pengalamannya menulis diksi dan seni bahasa. Beliau akan ditemani Ibu Widya sebagai moderatornya. Mereka adalah guru-guru tangguh berhati cahaya yang ikut terlibat dalam tim Solid Omjay (TSO).

    Belajar secara online memang dibutuhkan kesabaran sekaligus keikhlasan. Siapa yang sabar pasti akan pintar. Siapa yang ikhlas pasti tuntas. Belajar menulis harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga konsistensi dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dalam kesibukan bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Namun, berikanlah tugas itu kepada orang yang sibuk. Sebab orang yang sibuk itu pandai mengelola waktu dengan baik. Mereka sukses dalam hidupnya.

    Sebagai moderator handal dari TSO, maka Ibu Widya pun menyesuaikan dengan temaya, sehingga diawali puisi akrostik dengan gaya bahasa yang indah, untuk menyambut narasumber malam ini.

SAHABAT
Oleh : Widya Setianingsih

*S* ayap kami saling menyangga
*A* rungi berdua gemerlap letihnya dunia
*H* adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
*A* baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
*B* iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam balutan doa
*A* tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur hilir mudik nestapa
*T* ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh dari gulana.

    Berikut juga disampaikan puisi akrostik karya indah dari Ibu Maydearly dalam balutan diksi indah nan menawan berikut ini.

Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maydearly

Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.
 
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.
 
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.

Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.
 
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.

    Untuk mengetahui narasumber kita lebih dalam, maka berikut profil Narasumber kita:

Bagaimana saya tidak jatuh cinta padanya. Rayuannya selalu membuatku terbuai. 🤭
Berikut ini adalah kutipan rayuan Maydearly pada ibu Widya, yang membuatnya benar-benar terbuai: 

Aku menyerumu dalam maya, merupa wajah dalam doa dan bismillah. Dengan cinta engkau mengubahku. Karena cinta selalu bisa mengubah apa yang selama ini sulit dirubah.
Terimakasih selalu menjagaku dalam doa, dibandingkan dengan cintamu bahkan semesta pun nampak kerdil di pelupuku. 
I Love You to the Moon and Back
Maydearly

    Sambil menunggu materi dari Ibu Maydearly, maka ada balasan rangkaian kata dari Ibu Widya sebagai berikut:
Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

    Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.

    Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog nya, hanya lewat sebuah karya dia pernah berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk masa tua.

    Malam ini adalah rentetan senja yang patut kita raih dengan 'Bismillah'. Berharap ada candu setelah temu, sehingga kita bisa dipersatukan oleh pijakan bumi, dan saling bercabang di ujung mimpi.


    Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.


    Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.


    William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

    Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?
Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.

    Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?
Honestly I fell ashame membawakan materi tentang Diksi, karena saya bukan ahli sastra, lebih tepat hanya sebagai penyuka diksi


    Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca. Itulah kekawatiran bagi penulis pemula yang sering kita jumpai.
Menurut Ibu Maydearly menulis itu sederhana, se sederhana mengadukan gula dalam gelas kopi. Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan

    Dengan melibatkan 5 macam panca indera kita, agar kita mampu menulis dengan segala keindahan, yaitu:

1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. Indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yang kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.
 Contoh:
Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengejar rindu yang datang tanpa permisi.

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
 Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan.

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.
Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.
Contoh:
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan.

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 
Contoh:
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

    Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita.
Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.

"Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim".

Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan, kita raba, bahkan kita ampukan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.

    Selanjutnya Ibu Maydearly mempersilahkan peserta menulis, untuk menuangkan karyanya agar bisa dibaca seluruh peserta di WAG, dan berikut ini karya-karya luar biasa dari peserta KBMN 28:

Karya 1:
Sahabat
Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam. 

Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan. 

Karya 2:
Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan.

Karya 3:
Malam ini memancarkan cahaya harapan. Sekian lama kelam tanpa aroma kasturi. Bau kemenyan dan dupa berangsur menghilang. Sirna terhapus oleh hadirmu

Karya 4:
Malam ini ku tercenung
Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati. 
Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini

Karya 5:
Memanah Bintang
Karya Rismalasari

Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan

Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan

Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang

Karya 6:
Gelas kopiku kini hanyalah sebentuk ruang hampa tanpa rasa semenjak kau tinggalkanaku sendiri dalam kefanaan.

Karya 7:
Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas. Ada naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi.

Karya 8:
Rasa rindu untuk menatapmu, agar tak lepas dari pandangku,
setiap materi yang tertuai di layar aku tatap tanpa mengedipkan mata.

Karya 9:
Jari jemariku menari lentik di atas hamparan huruf huruf yang berbaris, seakan - akan memberi irama pada malam yang syahdu

Karya 10:
Seorang wanita berbaju merah menatap fokus layar laptop merahnya tanpa mempedulikan suara bising dari iklan yang berteriak-teriak menjajakan dagangan. Rasa letih yang datang di ujung telapak kakinya tak lagi terasa. Hanya keinginan segera menyelesaikan tugas malam ini yang terpatri dalam pikiran. Sekelebat bau seduhan kopi hangat terbayang dibenaknya. Ia pun berpaling sejenak untuk menyegarkan pikirannya dengan seteguk pahit manis dari cangkirnya.

Rembulan malam ini enggan bersinar

terlihat gelapnya kabut menutupi cahayanya

Tapi aku terpesona 

oleh senyum indahmu di malam ini 

yang terlihat olehku bagai bulan purnama


Ketika jiwa terasa sepi

Seakan terbayang dirimu dihadapnku

Ingin rasanya kupeluk kesah dirimu

Tapi apa daya diriku kepadamu

Hanya bisa kuratapi diriku membangknmu


Kutatap mendung di mata yang senantiasa teduh itu. Seolah awan bergelayut dan hampir saja meritik deras. Ku dekati di yang terlihat galau berkaca. Ya. Muridku yang selalu ceria kini berubah menimbulkan sejuta tanya.


Karya 11:

Aku dan Kamu

(Rosjida Ambawani)


Ku lihat lagi senyum mataharimu

yang buatku terpaku beku

Ku rasakan hembus nafasmu

mengalirkan darah biru rinduku

Ku dengar lembut suara indahmu

menyadarkanku kau bukan siapa-siapaku ...

(Ciamis, 17.02.23)


Karya 12:

Pink mewakili hatimu, 

Yang merekah bak bunga yg terselip ditelinga kembang desa

Bukan karena cinta mu yang membara lalu padam oleh penatian jawaban. 

Tapi, pink lambang kebahagian yang engkau utarakan saat segala ucapan abis namun tak cukup mewakilkan... 

Pink warna indah mengumumkan berapa engkau menebar pesona keindahan. 

Pink adalah meydearly


Karya 13:

Aku..

Berlayar dalam lautan ilmu

Berlabuh di samudera persahabatan

Berselancar di dunia Maya yang punya banyak makan

Kini ku terpatri oleh tulisan" bermakna oleh sang guru Diksi 

Membawa angan ku ke negeri langit yg berprestasi


Karya 14:

Senja hari ini terlihat indah, semburat jingga yang teduh, pelangi menyapa ringan selepas hujan diiringi lirih gerimis yang masih terdengar. 

Sunggu betapa indah lukisan-Nya


Karya 15:

Malam ini terasa syahdu

Ku menyimak kelas belajar menulis PGRI ditemani oleh suami dan anak-anakku

Sesekali mereka mengganggu dan menghampiriku

Senyuman terhampar namun adakalanya ku kesal karena mereka kadang mengganggu

Syahdunya malamku mungkin berbeda dengan banyak orang

Namun ku nikmati demi masa depan cemerlang


Karya 16:

Takut kehabisan semenit waktu yng tersisa. Ku bergegas menekan tombol demi tombol yang kdang kala harus selingkuh dalam memilih kata. 

Tak peduli dengan detak jantung yang berirama kencang bak kuda pacuan di gelanggang yang berebut mengejar garis finish... 

Tolong... 

Tunggu aku sedetik lagi


Karya 17:

Inikah Cinta


Inikah arti cinta untukku

Kini aku menaruh harap padamu

Meski itu hanya segenggam


Cukup bagiku meski segenggam

Yang kan membuatku tegak  berdiri

Kini di usiaku yang sudah menua

Tuk selalu bisa  ada di sisi buah hatiku


Luka yang kau tanam di hati

Meski jauh sudah ku kubur

Namun tega kau buka dan kau torehkan kembali

Hingga terasa laksana kau tabur garam di atas luka

Kau toreh luka di atas lukaku


Ku harap segenggam itu cinta tulus

Cukup bagiku tuk ku berani manatap wajahmu

Walau sungguh berat ku timbang rasa ini

Antara cinta, kasih dan sayang atau benci


Ku balut lagi sekuat jiwa

Ku yakinkan lagi diriku tentang kebersamaan

Ku kuatkan raga tuk mampu menatapmu

Meski taburan luka seakan memenuhi lahir batinku


Tak guna kata sesal

Karna takdir menggiringku 

Tak guna kata keluh kesah

Karena semua sudah tersurat sah

Menjadi takdir yang ku jalani


Karya 18:

Aku terpaku, diksiku tak kunjung tiba, mengingat dan meraba. Hanya ini yang tersisa


        Akhirnya sampai juga dipenghujung materi, sebelum sesi terakhir yaitu tanya jawab, Ibu Maydearly menyampaikan untaian kata penyemangat buat para penulis KBMN 28 ini. Setelah mencoba, kita akan yakin, setelah yakin Pasti Bisa.

Did you know a true writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hal yang kita hadapi she's never give up. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba. Seberapa sulit ia menata perasaan nya, "she's always create a good idea" ia selalu menumbuhkan ide-ide baru. Tidak sulit bukan? Karena yang sulit adalah tidak ingin memulai.

Berikut adalah karya Ibu Dearly yang sebentar lagi akan launching, sebuah buku Autobiograpi yang kaya Diksi dan patut dikepoin:


Selanjutnya adalah sesi tanya jawab dari peserta KBMN 28, dan akan dijawab langsung oleh ibu Maydearly.


Pertanyaan 1:

Assalammualaikum bu Widya.

Saya Endang Ratna Juwita dari Bogor

Ijin bertanya untuk Bu Maydearly.

Pertanyaan:

1.Bagaimana caranya kita untuk bisa membuat diksi yg indah dan bisa menyentuh kalbu?

2.Adakah kamus atau buku yang berisi diksi?

3.Bagaimana menyingkirkan keraguan kalau tulisan diksi kita ini pantas untuk di baca?

terima kasih bu🙏


Jawaban 1:

Waalaikunsalam Bunda Endang, baik saya jawab dan mudah²an memuaskan ya☺️

1. Cara membuat Diksi yang indah telah saya kemukakan di sesi materi, yaitu mencoba menulis dengan melibatkan kelima panca indera.

2. Kamus untuk Diksi maybe belum ada Bunda. Tapi ketika kita sering membaca tulisan dengan aroma diksi, kita akan piawai berdiksi.

3. Tulis saja, abaikan semua keraguan, lihat, rasakan, lakukan, tulis seindah jemari mampu mengubah isi hati.


Pertanyaan 2:

Saepul Hikmah asal Rengasdengklok Karawang.

Pertanyaan Diksi dan Puisi tidak bisa dipisahkan, bagaikan sambel dan pedasnya.

Pertanyaannya apakah Diksi dan Puisi ada pada tatanan akal pikiran? Bukankah struktur manusia terdiri dari jasad, akal fikiran, fuad, luf dan ruh? Bagaimana cara agar bisa dengan mudah merenda kata sehingga siapapun yang membacanya menggetar dan terpincut hatinya menjadi gundah gulana trimakasih.

Jawaban 2:

Terimakasih Pak Saeful, izin saya sedikit jelaskan untuk pertanyaan yang begitu super.

Apakah Diksi dan ada pada tatanan pikiran?

Diksi tak melulu untuk puisi ya Bapak ibu.

Bagaimana Diksi itu bisa masuk dalam pelataran logika, karena logika adalah akal yang digerakan sebuah ruh. Tulisan adalah hasil karya dari sebuah jasad yang diperintah oleh otak, kemudian ia menapaki kalbu sebagai jejak untuk bersuara. Suara itu tak melulu tentang ucapan, pula sebuah tulisan dengan segala keindahannya.


Pertanyaan 3:

Imro'atus Sholihah_ Jombang Jatim

Setelah sy mengikuti penjelasan Bu May dari awal tentang Diksi arahnya ke puisi ya.

Apa diksi hanya untuk puisi?

Apa ada syarat-syarat ketepatan diksi?

Materi seni bahasanya?


Jawaban 3:

Terimakasih Bunda Sholihah.

Disini saya tekankan Diksi tak melulu untuk puisi.

Diksi dijabarkan sebagai kekayaan bahasa, memaknai kata sebagai bentuk keindahan. Layaknya secangkir Teh, ada hangat yang perlu diresapi karena bahasa adalah jembatan dimana kita bisa mengerti dan saling memahami.
Tulisan saya untuk Diksi kebanyakan adalah sebuah cerpen.

Diksi adalah bagian dari Seni Bahasa, karena seni Bahasa itu meliputi menulis, dan berbicara


Pertanyaan 4:

Jika menulis adalah my passion, maka membaca adalah my duty. So bagaimana mengolahnya agar 5 panca indera itu tergali? Karena terkadang merasakan saja tidak cukup. Terima kasih.

Wahyuning, Jakarta.


Jawaban 4:

Terimakasih Ibu Wahyuning🙏

Bagaimana mengolah panca indera agar tergali? Panca indera itu melekat dalam jasad kita, kita tak perlu  perintahkan ia untuk memandu hati kita membuat sebuah tulisan yang indah. Tugas kita adalah menerima sinyal dari kelima panca indera tersebut yang kemudian kita bisa jabarkan dalam sebuah tulisan. Ketika kelima indera itu kita libatkan, maka tak ada tulisan yang biasa. 

Pepatah mengatakan menulislah dengan hati.

Karena apa?

Karena hati mampu menerka indera kita dengan baik.


Pertanyaan 5:

Assalamualaikum Bu Widya. Saya, Eka Yulia dari Kab. Seruyan. Kalteng.

Pertanyaan:

Apakah diksi selalu harus yang mengandung arti kiasan?


Jawaban 5:

Waalaikumsalam bunda Yulia. 

Diksi tak melulu sebuah kiasan, karena ia adalah sebuah padanan kata. Dalam google kentara di sebut dengan *sinonim* bagaimana tulisan kita tergali dengan baik? Sesekali jangan menulis kata yang kerap orang jumpai. Carilah padanan atau sinonim dari kata yang kita tunjuk.

Kiasan itu termasuk peribahasa, bukan Diksi ya Bapak/Ibu


Pertanyaan 6:

Rosjida Ambawani

1. Apakah puisi yang bagus itu yang sulit dipahami? Yang menjadikan kita mengernyitkan dahi dalam memahami?

2. Jika kita ingin mengungkapkan suatu rasa dan itu ternyata susah mencari diksi yang pas  manakah yang lebih penting : ungkapan rasa yang lebih tepat terungkap atau mencari dulu diksi yang serasi?

Makasih Mbak Widya dan Maydearly


Jawaban 6:

Terimakasih Bunda Rosjida Ambawani

1. Puisi yang bagus itu bukan yang sulit difahami, tetapi memiliki pola arti dan tujuan. Setiap bait mengandung simpulan. Diksi hanyalah sebuah pemanis untuk mempercantik sebuah puisi.

2.Yang lebih penting adalah ungkapkan rasa yang lebih tepat. Karena rasa lahir dari hati ia tak pernah munafik, setelah rasa itu diutarakan, entah bahagia atau emosi ia akan lahir dalam diksi yang natural.


Pertanyaan 7:

Pertanyaan

Toto - Bekasi

Apakah ada contoh diksi indah dalam karya tulis ilmiah?


Jawaban 7:

Terimakasih Pak Toto

Jika yang kita tulis adalah karya ilmiah, tentu bahasa yang kita gunakan adalah bahasa Ilmiah. Bisa saja sebuah karya ilmiah itu memiliki Diksi yang indah apabila karya ilmiah itu menyadur sebuah tema Sastra


Pertanyaan 8:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..Ibu Widya

Bagaimanakah seharusnya sikap seorang penulis diksi ketika keadaan hati dan pikirannya sedang berkecamuk atau tidak baik-baik saja namun bisa tetap membuat tulisan/diksi yang bermakna dan menyentuh hati??

(Alfanita_Tangerang)


Jawaban 8:

Waalaikumsalam Bunda
Emosi adalah bahasa hati. Biarkan ia mengalir luruh agar sampai pada puncak nan elegan.
Menulislah dengan hati yang jujur, karena tulisan yang dicampuri oleh hati, maka ia akan sampai pada hati pembaca.
Saya makin esmosi biasanya Diksinya makin banyak 😆😆😆
Makin baper, makin super. Makin Bucin tulisan makin micin (Nano-nano) karena saya selalu libatkan hati.

Pertanyaan 9:

Saya *Evridus Mangung* peserta KBMN 28 dari NTT.

Pertanyaan:

1. Apakah pemilihan diksi harus disesuaikan dengan pembaca/pendengar?

2. Bagaimana teknik memilih diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti?

Terima kasih.🙏🙏


Jawaban 9:

Terimakasih Bunda Evridus

1. Ketika kita menulis, maka kita adalah seorang subjek yang memberi informasi. Apa yang akan kita tulis itu yang akan dinikmati pembaca. Menulislah untuk didengarkan pembaca, bukan menulis sesuai keinginan pembaca. 

2. Tehnik memilih Diksi pada kata yang memiliki kemiripan arti? Saya kurang faham dengan pertanyaannya🙏

Diksi adalah padanan kata, ketika kita biasa menulis dengan bahasa sederhana, contoh 'mengucap' sesekali kita ganti dengan 'merapal'. Lebih aneh, lebih terkesan dan lebih membuat penasaran pembaca bukan?


Pertanyaan 10:

Assalamualaikum

Ijin bertanya, ketika sekelompok kata tiba-tiba muncul menjadi kalimat yg berhamburan keluar dari hati lewat pikiran dan tertoreh diatas kertas menjadi sebuah catatan, apakah perlu diksi khusus sbg label atas serangkaian kata yg muncrat mbak lumpur Lapindo ? 🤭

Musiroh - Sidoarjo


Jawaban 10:

Terimakasih Mba Musiroh atas pertanyaannya yang penuh Diksi🥰🥰

Ketika Diksi datang berjuntai mengalungi pikiran kita, maka kita hanya perlu menyusun rapi dengan apik. Agar tulisan kita menjadi epik nan menarik.


            Dua jam sudah kita bersama nara sumber hebat, akhirnya selesai sudah uraian materi yang begitu luar biasa dan disambung dengan karya dari peserta menulis ini, dan diakhiri dengan tanya jawab. Sungguh ilmu yang bernilai tinggi yang hanya bisa kita dapatkan dari KBMN 28 ini. Akhirnya sampailah di penghujung sesi ini yaitu penutup, yang disampaikan dengan kiasan penutup yang sangat indah oleh Ibu Widya dan Ibu Maydearly.


Sobat nusantara yang luar biasa, malam semakin menuntut haknya untuk rehat. 

kebersamaan kita memang hanya di udara. 

Tapi tak menyurutkan  terjalinnya suatu kisah. 


Ruang dan waktu kita memang beda

Bukan berarti rasa tak boleh sama. 


Saat-saat langkah terayun menjauh

Jarak kitapun semakin membentang

Akankah semuanya tinggal kenangan

Atau hanyut terbawa gelombang

Bahkan sirna terkubur oleh waktu


Disambut oleh Ibu Maydearly:

Sang waktu senada dengan bunyi cacingku di lautan empedu 😆


Semoga pertemuan ini adalah awal tegukan yang manis, mengawali cerita di layar kaca, menyusun kepingan kata, dan diseduh dengan rasa bahagia untuk terus belajar berprosa. Karena bahasa adalah jembatan antara hujan dan kemarau yang ketika dibubuhi embun ia menjadi pelangi, indah nan elegan.



    Materi yang disampaikan oleh Ibu Maydearly angat menginspirasi dan memotivasi kita yang masih taraf belajar ini untuk terus semangat dan  berprestasi. Semoga ilmu yang diberikan menjadi ladang pahala Ibu Maydearly dan akan mengalirkan amal jariyah. Aamiin.

   Kita tidak akan faham takdir tulisan kita akan menghilir kemana, tapi dengan tetap terus menulis insyaallah tulisan kita akan sampai pada takdir yang indah. Believe or not is yours.. prove it.


    Marilah kita gariskan visi dan misi dalam menulis ini, yang membuat kita bisa mengubah dunia dengan tulisan kita, atau visi misi paling sederhana membuat kita berguna bagi keluarga, sahabat kita untuk mewarnai lingkungan dengan aura positif.

✍️Menulis membuat kita bahagia... 

✍️Menulis membuat kita berbeda... 

✍️Menulis membuat kita terkenang. 

✍️Menulis adalah obat paling mujarab untuk kita saat terluka. 

✍️Hanya dengan menulis membuat kita bisa menjadi diri kita sendiri.


"MENULISLAH UNTUK DIRI SENDIRI".


2 komentar:

MERAMU HASIL BELAJAR