Kamis, 02 Februari 2023

MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH



اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

    Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 telah memasuki pertemuan ke 11. Waktu begitu singkat menebas hari-hari kita, dan tentunya semangat memainkan jemari peserta pelatihan tidak pernah surut. Pada kesempatan kali ini kita didampingi moderator yang luar biasa hebatnya dengan segudang prestasinya, beliau adalah bunda Mutmainah, M.Pd. yang biasa disebut bunda Emut. Beliau juga alumni  peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay *gelombang 24* (Januari-Maret 2022), mulai belajar dari NOL BESAR hingga menghasilkan buku solo (hasil 30 kali pertemuan dengan Narasumber keren) dan 20 buku antologi.

    Merupakan suatu kebanggaaan jika sekolah kita memiliki Majalah Sekolah sendiri, bahkan banyak manfaat yang didapatkan. Media komunikasi, promosi, publikasi dan wadah kreativitas guru dan siswa. Tetapi apakah mungkin sekolah kita bisa memiliki majalah sendiri yaa??? Bagaimana caranya??? Darimana biayanya??? Semua pertanyaan tadi akan kita temukan jawabannya bersama bunda Widya Setianingsih, S.Ag.

    Sebelum kita kupas tuntas jawaban dari pertanyaan di atas, marilah kita mengenal lebih dekat dengan bunda Widya, seperti kata pepatah "Tak Kenal maka Tak Sayang". Bunda Widya adalah asli arek Malang lulusan sarjana UIN Malang yang berprofesi sebagai seorang pendidik di MI Khadijah Malang dan lulusan KBMN 21, memiliki dua putra jagoan. Karya beliau adalah memiliki satu buku solo yang berjudul LARAS MAKNA DALAM PUISI, memiliki 30 buku Antologi, aktivitas terkini adalah menekuni dunia editor. Pengalaman luar biasa beliau adalah menjadi Pimred majalah Kharisma dari tahun 2010 hingga sekarang, sebagai Ketua Gerakkan Literasi Madrasah, dan menjabat sekretaris dua di Komnasdik.

    Dalam mewujudkan impian kita, maka sebaiknya mulai belajar dari nol besar hingga menghasilkan buku solo (hasil 30 kali pertemuan dengan Narasumber keren) dan 20 buku antologi, dengan syaratnya adalah "mau". Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran. Kita pasti akan senang jika foto kita ikut mejeng di majalah, apalagi ada foto anak kita di majalah sekolah tersebut. Kita juga akan merasa bangga dan senang jika sekolah kita dikenal khalayak ramai.

        Pengadakan majalah sekolah harus memenuhi beberapa syarat:
  • ada kepengurusan
  • mengajukan proposal ke pimpinan sekolah
  • sosialisasi ke guru dan orang tua siswa
  • membuat layout
  • bekerja sama dengan penerbit atau rekanan
Membuat majalah sekolah sebaiknya diawali dengan simpel terlebih dahulu, yaitu dengan rajin mengganti isi di majalah dinding, libatkan tiap kelas, dan untuk memotivasinya bisa diadakan penghargaan untuk majalah dinding terbaik. Setelah kegiatan ini lancar terlaksana baru kita bisa merencanakan membuat majalah sekolah.

Majalah sekolah Kharisma adalah hasil karya bunda Widya bersama teman-temannya, yang tentunya dengan perjuangan yang berdarah-darah di awalnya, bahkan sempat vakum untuk beberapa tahun. Pada tahun 2010 majalah sekolah milik bunda Widya bangun kembali dengan nama baru yaitu "Kharisma Reborn", dengan pimpinan redaksinya bunda Widya sendiri hingga sekarang.

Berikut contoh Majalah yang dibuat bunda Widya bersama teman-teman guru dibantu karya siswa, Isi dari majalah Kharisma Reborn adalah dari siswa dan gurunya, seperti cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah.



Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat.


Ditampilkan pula karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (ketrampilan KI 4).



Dimuat juga artikel tambahan do you Know, yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam dua bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.


Ada juga k
uiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dll, agar siswa menjadi semakin candu dengan majalah sendiri.


Demikian ilmu yang sangat bermanfaat yang diberikan untuk seluruh peserta pelatihan agar termotivasi membuat majalah sekolah. Di akhir materi bunda Widya memberikan tantangan yang menyuruh peserta untuk men
uliskan artikel apa saja tentang sekolah masing-masing di blognya sendiri dan hanya diberi waktu 15 menit. Jika ada foto bisa disertakan juga. Gunakan bahasa yang ringan, menarik, informatif dan komunikatif. Dan ternyata ada sekitar 20 an artikel di blog yang terkirim. 

Sesi terakhir pada pelatihan menulis buku adalah tanya jawab langsung dengan narasumber 

P1
Toto Bekasi
Assalamualaikum 
Bu Mut yang baik hati, mohon izin bertanya, dunk.
DI slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?

JAWABAN:
Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Saat ini Isbn diganti QCRBN. 
Yaitu
QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain

P2
Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan?

JAWABAN:
Terimakasih... 
Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. 

Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna. 

Apakah orangtua tdk keberatan??? Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semua🤭

P3
Saya Evridus Mangung- Peserta KBMN 28. Saya tertarik dengan pernyataan awal dari narsum di pembuka diskusi malam ini. Jika ingin menjadi penulis yang produktif maka kuncinya adalah MAU. Pertanyaannya: Bagaimana cara menjembatani dari kondisi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi TIDAK MAU menjadi MAU MENULIS?

JAWABAN:
Terimakasih pak Evridus... 
Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. Tanyakan pada hati kita, apa yang akan kita torehkan dalam hidup ini?Apa yang bisa kita berikan pada anak cucu utk mengenang kita? 
Niat, dan komitmen. Itu kuncinya. Bergabung dengan komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. 
Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis. 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

P4
Nama: Indah Ratna
Dari Banjarnegara
Assalamu'alaikum bu Widya..salam kenal dari daerah dingin juga... seperti di Malang.
Saya sangat tertarik dengan materi hari ini, dan ingin mewujudkan Majalah sekolah, kendalanya saya kurang menguasai langkah²nya. Untuk itu saya mohon bimbingannya, bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa. Terima kasih atas pencerahnnya bu Widya🙏🏻

JAWABAN:
Salam kenal bu Indah, dingin juga ya di Banjarnegara. 

LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH
1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
2. Mengajukan Proposal.
Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 
3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll. 
4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua. 

Yoook semangat mengawali majalah. Jika ingin mulai menerbitkan majalah, boleh japri saya

P5
saya Candra dari Jakarta, izin bertanya 
1.Apakah ketika bunda buat kharisma, majalah itu digratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua?
2.Berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah?

JAWABAN:
Halloo pak Candra, nice to meet you... 🙏🏻

1. Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. 
Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. 
Mereka bersedia membeli majalah itu. 
Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. 

2. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. 
Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.

P6

Imro'atus Sholihah

Asal Jombang Jatim

Maaf Ibu....

Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN? Apa syarat-syaratnya?


JAWABAN:

Assalamualaikum bu Imroatus. 

Untuk Kharisma kemarin  saya minta tolong penerbit yang menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 rebu. Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri. 


Jika ingin mengurus sendiri

1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)

2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan

3. Mengirimkan atau melampirkan fotokopi  karya kita


P7

Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin? Setahu saya kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.


JAWABAN:

brainly, Cari...

Alfian577

15.10.2019

B. Indonesia

Sekolah Menengah Pertama

terjawab

Perbedaan koran, majalah, tabloid, buleti

LIHAT JAWABAN

Masuk untuk menambahkan komentar

Perbedaannya


Majalah

- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)

- memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum


Tabloid

- Ukuran umumnya A3

- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)

- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga


Buletin

- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4

- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)

- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular


Waktu pengajuan kami memakai ISBN. karena diedarkan di kalangan MI Khadijah sendiri.


P8

Saya Amin kurniawan

Bun izin bertanya kira kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??


JAWABAN:

Hay pak Amin. 

Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu. 

Hard cover


P9

Assalamualaikum bu Widya, adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?


JAWABAN:

Waalaikum salam. 

Bisa.. 

Yang pertama membuat mading. Biasakan mengganti mading secara berkala. 

Yang kedua buat buletin saja. Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal


P10

Suhaimi - Aceh. 

Bisakah majalah yang ber ISBN mendapatkan nilai angka kredit. Minimal sejajar dengan jurnal! Terimakasih


JAWABAN:

Hay Pak Suhaimi... 

Bisa pak. 

Pak Catur Pimred Majalah SUARA GURU PGRI pernah menyampaikan ini. Maklum saya kan bukan PNS pak hadi tidak begitu faham dengan angka kredit. 🤭


P11

Nama:Masringah

Asal:Banjarnegara

Ijin bertanya, ibu widya..alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menrbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita ttg kegiatan sekolah selama 1 thn berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki thd  majalah tsb. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yg bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sdh edsi ke 23..trimaksh. Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah? Karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal.


JAWABAN:

Wowww kereeen👏👏👏👏 Sudah memiliki majalah sendiri. Congrats ya bun

Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. Libatkan siswa melalui gurunya. Misalnya guru bahasa Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah. Kemudian minta kepada rekan-rekan guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki. 

Harga cetak 11.000

Harga jual 20.000


P12

Assalamualaikum  wr wb. Saya ibu Umatun Nur Islamiyati Magelang. Bagaimana tips  dan cara agar  bpk ibu guru MI  RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah  dan mading?

Maturnuwun

Membayangkan betapa senangnya guru guru kami di Magelang bisa mendapatkan ilmu dari Ibu Widya dan ibu Emut dan bertemu ibu Widya dan ibu Emut.


JAWABAN:

Waalaikum salam, hay bundaa. Senang juga jika kami bisa berbagi ilmu. Tidak harus tatap muka bun. Kita bisa via zoom. Hubungi moderator saya jika berkenan. 

Cara ampuh yang pertama adalah pressure... 

Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini. Misalnya kepsek memberi tugas pada gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing. Lakukan penilaian mading yang terbaik. 

Btw di Magelang dekat Yogya kan. Bulan Juli bun kita kopdar di sana. Hayuuk datang🤭


P13

Assalamualaikum Wr Wb

Neng, mau titip pertanyaan. Eka Yulia dari Seruyan.

1. Apakah di awal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.

2. Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan). Terimakasih.


JAWABAN:

Wass bunda Eka. 

1. Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pd yayasan, kepsek, komite. Setelah itu sosialisasi dgn mereka. Setelah itu sosialisasi dengan orang tua.

2. Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yang menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak. 

Jangan pernah menyerah itu kuncinya bun... 💪🏻


P14

Farida - Kabupaten Musi Rawas

Assalamu'alaikum Bunda Widya🙏 perjalanan memulai hingga dapat menerbitkan majalah sekolah yang disampaikan Bu Wid sangat memotivasi saya, karena di sekolah saya belum ada majalah sekolah.  Kalaupun saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri. Pertanyaan saya Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru? Terima kasih


JAWABAN:

Hay bunda Farida. 

Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu. 

Wahai hati siapkah kita berjuang? Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yang betul-betul cinta literasi. Diskusi dengna kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah. Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas.


P15

Saya Dewi dari Seruyan Kalteng. materi malam ini sangat mengunggah saya untuk bisa mengikuti jejak ibu, dan kebetulan kami baru membentuk komunitas menulis di sekolah saya. Pertanyaan saya Kendala apa aja yang ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.


JAWABAN:

Hay bu Dewi ... Selamat yaa untuk komunitasnya👏👏👏

Masalahnya

SDM dan SUMBER DANA


Solusi

✅Niat yang kuat

✅pantang menyerah

✅komitmen

✅doa


Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sebagai magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca


P16

Assalamu'alaikum, Yulis setyaningsih ijin bertanya Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak untuk menjadi majalah sekolah.


JAWABAN:

Wass, hay bu Yulis. 

Jadikan siswa dan rekan guru kita sebagai sample pertama. Minta pendapat dari mereka. Insya Allah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak


P17

Assalamualaikum, saya bu Yuni dari kab Bekasi, terimakasih infonya memgispirasi, mau bertanya jika mau membuat majalah online apakah langkah-langkahnya sama dengan majalah offline, baiknya terbit berapa kali dalam setahun jika online, jika majalah yang mau dibuat misal khusus untuk guru PAI bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya terimakasih


JAWABAN:

Wass bu Yuni... 

Pada saat pandemi kbm dionlinekan. Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga. Langkahnya sama bun. Hanya tidak perlu dicetak. Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di website sekolah, atau medsos lainnya. Terbit setahun 2 kali. Mengingat kita adalah guru dengan kesibukan yang tidak sedikit.


Dan untuk mengakhiri kegiatan ini, ada pesan indah yang disampaikan bu Widya:

"Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. Tuangkan rasa cibta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dgn hadirnya majalah sekolah. 

Teruslah berjuang... 

Akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita.

2 komentar:

MERAMU HASIL BELAJAR