Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pembaca yang berhati mulia
Tak terasa waktu telah memasuki pelatihan menulis buku yang ke 10, rasanya baru kemarin. Waktu memang terasa cepat apabila kita mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, tapi terasa lebih lama ketika kita memiliki sebuah kegiatan.
Pada kesempatan kali ini kita bersama orang-orang hebat dalam kancah penulisan buku, beliau-beliau adalah bapak Bambang Purwanto, S.Kom. Gr yang akrab dipanggil Mr. Bams selaku moderator, yang akan membawakan acara dengan segala kerendahan hati. Mr. Bams memperkenalkan narasumber kali ini yaitu Bapak Sudomo, S.Pt. yang lebih populer dengan panggilan Mazmo. Narasumber kali ini orangnya sungguh rendah hati dan tidak sombong, pria kelahiran Sukoharjo yang awalnya diberi nama Banjir, karena dilahirkan saat kena luapan sungai Bengawan Solo, tapi karena sering sakit-sakitan akhirnya diganti Sudomo sampai sekarang. Mazmo adalah seorang guru IPA di SMPN 3 Lingsar Lombok sampai saat ini, dan merupakan lulusan Guru Penggerak Angkatan 2 kemudian diangkat menjadi Ketua Komunitas Guru Penggerak. Untuk mengenal Mazmo lebih detail, silahkan kunjungi link berikut: https://s.id/ProfilSudomoSPt.
Tema kali ini adalah tentang "Kiat Menulis Cerita Fiksi", materi disampaikan dengan menggunakan alur MERDEKA. Yaitu alur yang awali dengan Mulai dari Diri, Eksplorasi, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, dan Aksi Nyata.
1 | Mulai dari Diri. Pada alur ini peserta diminta berbagi pengalaman dalam menulis cerita fiksi, bisa berupa kendala atau tantangan dalam menulis, atau pengalaman menerbitkan buku. Jika belum pernah menulis juga dimohon menyampaikan apa adanya.
Pengalaman menulis dari Bu Alfiyah Hidayatun: Menulis cerita fiksi, tak terlintas sedikitpun dibenak saya. Kalau membaca cerita fiksi, itu saya suka. Jaman saya usia SMP, uang jajan lebih sering saya gunakan untuk menyewa novel daripada jajan makanan. Tetapi untuk membuat sendiri cerita fiksi.. hhmm.. tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Pengalaman Afida dari Sampang: Saya pernah menulis di FB, cerita fiksi. Namun, saya rasa ceritanya kurang renyah. Di tengah-tengah penulisan ceritanya mbulet, alur maju mundur, campur sari. Kejelasan watak tokoh bisa diragukan. Bahasa sepertinya kaku..Hmmmm,,,, belajar lebih giat lagi harus.
Pengalaman Imro'atus Sholihah, asal Jombang Jatim: Dalam menulis fiksi saya belum mempunyai pengalaman sama sekali. tapi saya sangat ingin bisa menulis fiksi pak dan disini saya masih bingung ide seperti apa yang bagus dalam menulis fiksi. dan masih bingung juga bagaimana cara membuat fiksi yang baik.
Pengalaman dari Rahman Sumenep-Madura: Assalamu'alaikum. Pengalaman menulis Fiksi ada banyak sekali. Pertama, susah membuat kalimat pembuka karena baru pemula. Kedua, pengalaman menulis cerpen yang semrawut. Baik di akur cerita dan penempatan tanda bacanya. Tapi menulis fiksi itu asyik seperti bermimpi terbang tinggi diangkasa bersama bidadari cantik.
Pengalaman berikutnya: Menulis cerita fiksi memang seru meski saya belum.lihai memilih diksi. Namun, saya beranikan diri layaknya faksi, fakta tapi dipoles dengan gaya fiksi. Pengalaman menulis diary dan surat-menyurat masa kanak, remaja hingga kuliah, menjadi modal untuk menulis fiksi. Hanya saja, saya harus meruntuhkan mental block saat mengolah konflik menjadi cerita yang menarik. Konflik adalah bumbu cerita. Tanpa konflik ceeita menjadi hambar. Nah, saya sebagai manusia biasa, tidak suka konflik, lebih menghindari darilada berhadapan. Sebagai pembaca, ausah pasti saya tertarik karena ada konflik dalam aebuah cerita. Sebagai penulis, naaaaah, mengulik konflik adalah pekerjaan rumah yang masih perlu saya asah untuk bisa mencitpakannya dalam sebuah cerita. Eh, padahal hidup kita ramai riuh rendah karena ada bumbu konflik begini ya?
Pengalaman yang lain lagi: Menulis cerita fiksi sangatlah sulit bagi saya. Kesulitan mau memulai dari mana, terus alur ceritanya bagaimana. Karena susah berkhayal berimajinasi akhirnya keinginan menulis fiksi ini masih sekedar cita cita. Beberapa waktu yang lalu sempat tergabung dengan sahabat pena yang berkeinginan menulis buku Antologi fiksi bertemakan Ibu Hebat. Tapi sampai saat ini tulisan itu belum kunjung selesai juga. Bahkan baru dapat satu paragraf. Terus berhenti tidak menemukan ide lagi.
Pengalaman dari Azizah Fahmi: Saya sangat ingin bisa menulis cerita fiksi, karena membaca dongeng dan komik adalah hobiku sejak SD. Semua buku yang ada di sekolah kulahap habis dan ada beberapa cerita yang masih menempel hingga saat ini. Namun selalu ada keraguan untuk mulai menulis, baik itu dalam pemilihan judul, tema dan aturan penulisannya. Sehingga sampai detik ini belum satu ceritapun yang berhasil kutulis.
Pengalaman dari Moh. Ali Husni-Trenggalek: Jendela kisahku dimulai saat harus terpisah dengan sang pujaan hati. Hidup merantau hanya dengan anak pertama dan anak kedua yang masih dalam kandungan adalah pengalaman yang tidak terlupakan. Usia kehamilan memasuki 7 bulan ketika aku menempati bilik itu. Hembusan angin malam begitu terasa hingga membuat tubuhku menggigil kedinginan. Kondisi daerah pegunungan dan daerah terpencil membuat diri terisolasi dari dunia luar. Aku tak kuasa menahan bulir putih itu. Yang kian lama semakin membasahi kedua pipiku. Menulis fiksi berdasarkan pengalaman nyata yg penulis alami, tapi belum bisa membuat klimak yang baik.
Pengalaman dari Lucy, Awal mula saya menulis cerita fiksi adalah ketika saya menulis buku antologi dongeng dan cerpen. Cara yang saya gunakan dengan cara menentukan dulu unsur intrinsiknya; tokoh, latar, penokohan, alur, sudut pandang, dan amanat. Tujuan akhir memberikan amanat/nilai yang berkesan bagi pembaca. Dibumbui konflik pada setiap komplikasinya. Begitu sedikit pengalaman saya.
Ujungan secara history merupakan sebuah legenda lahirnya Desa Gumelem, Susukan, Banjarnegara, sebuah desa perdikan dari Kraton Mataram, yang menceritakan bahwa datangnya utusan dari Kraton yang mengembangakan desa Gumelem menjadi sebuah Kademangan yang diakui oleh Mataram. Kekeringan dan rebutan air menjadi embrio lahirnya tradisi Ujungan untuk meminta hujan, yang sekarang menjadi tradisi budaya dan tatanan sosial, yang masa sekarang dikemas menjadi daya tarik wisata. Sekarang ujungan dan desa Gumelem merupakan satu kesatuan tradisi dan tatanan kehidupan yang ada di masyarakat Kabupaten Banjarnegara.
Pengalaman dari Raihan dari Aceh. Sebenarnya pingin sekali menulis fiksi bernuansa Islami yang bisa membangun pemahaman bagi anak remaja. kendala yang saya hadapi antara lain belum pernah menulis. Tidak tahu harus mulai dari mana, bagaimana menghadirkan konflik dan sebagainya.
Assalamualaikum. Cerita fiksi. Itu adalah bagian dari mapel yang aku ajarkan. Harusnya aku bisa menulis. Tetapi ternyata belum sampai sekarang. untuk menulis belum. Aku orangnya suka menulis yang mengarah pada karya ilmiah. Bagiku menulis fiksi sangat sulit. Tidak tahu harus memulai dari mana. Benar-benar berat.
Ternyata luar biasa sekali pengalaman Bapak/Ibu Guru Hebat dalam menulis cerita fiksi. Dari beberapa yang telah masuk, bisa kita garis bawahi terkait adanya niat/komitmen, outline/kerangka karangan, tema, memulai menulis, dll.
2 | Eksplorasi Konsep. Pada alur ini, Bapak/Ibu saya persilakan mempelajari secara mandiri materi yang telah saya siapkan dalam bentuk cerita pendek. Bapak/Ibu bisa membaca dan membuat catatan/pertanyaan terkait materi yang ingin digali lebih dalam lagi. Silakan membaca di tautan ini https://s.id/MateriSudomo. Garis besar materi dari cerpen tersebut adalah alasan mengapa harus menulis cerita fiksi, syarat bisa menulis cerita fiksi, bentuk-bentuk cerita fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi, dan tips menulis cerita fiksi.
Beberapa hal yang harus diketahui dalam menulis cerita fiksi:
Fiksimini, yaitu fiksi singkat yang hanya terdiri dari beberapa kata saja. Berikut adalah contoh fiksimini yang terkenal _For sale: baby shoes, never worn._
Ernest Hemingway.
Flash fiction, yaitu cerita kilat dengan kekhususan jumlah kata. Biasanya mengandung plot twist.
Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Contoh premis: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Itu adalah premis dari novel Harry Potter. Kekuatan premis adalah mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat saja. Premis mengandung unsur, yaitu tokoh, tantangan, tujuan tokoh, dan resolusi.
3 | Ruang Kolaborasi. Pada alur ini, peserta diberikan beberapa kalimat, kemudian untuk melanjutkan sendiri menjadi satu paragraf. Berikut kalimat yang harus dilanjutkan oleh peserta: Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat...
4 | Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini peserta dimohon menuliskan 5 tema yang paling disukai dan kuasai. Peserta boleh menuliskannya di notes HP atau docs atau di mana saja.
5 | Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini kita akan lebih melakukan tanya jawab. Pertanyaan boleh dituliskan di kolom komentar https://s.id/MateriSudomo.
6 | Koneksi Antar Materi. Pada alur belajar ini, peserta dipersilakan menuliskan kesimpulan dari materi belajar. Kesimpulan belajar dituliskan di resume yang dibuat.
7 | Aksi Nyata. Alur belajar ini, yaitu terkait dengan penerapan materi dalam bentuk tulisan, yaitu resume hasil belajar. Peserta untuk membuat resume hasil belajar di blog masing-masing.
Apabila menginginkan materi yang lebih lengkap, dapat ditonton di chanel Youtube berikut: